Selasa, 30 Oktober 2012

mikrobiologi Perhitungan Jumlah Bakteri




PERHITUNGAN JUMLAH BAKTERI
Laporan Praktikum Mkrobiologi Air (BDI206)


Disusun oleh
Surya Edma Syaputra
1114111051



logo unila.jpg


PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012


HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa    : Surya Edma Syaputra
NPM                           : 1114111051
Program Study         : Budidaya Perairan
Fakultas                     : Pertanian
Judul Praktikum       :Perhitungan Jumlah Bakteri
Tempat                       : Laboratorium Budidaya Perairan
Waktu Praktikum      : selasa, 23 Oktober 2012
Kelompok                  : 2 (dua)

       Bandar Lampung, 29 Oktober 2012


    ____________________

Catatan
 Nilai




LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI AIR (BDI206)
PERHITUNGAN JUMLAH BAKTERI
Disusun oleh
Surya Edma Syaputra (NPM.1114111051)
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
Abstrak
Untuk mengetahui jumlah bakteri dalam suatu tempat maka perlu dilakukanlah yang namanya perhitungan. Perhitungan jumlah bakteri dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode Standart Plate Count dan Metode Turbidimetri. Masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan pada metode Plate Count adalah Hanya sel yang masih hidup yang hidup yang dihitung, beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus; kekurangannya hasil hitungannya tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni. Kelebihan turbidimetri adalah kepekaan lebih tinggi, sistemnya relatif mudah; kekurangannya hanya dapat digunakan untuk larutan dengan konsentrasi rendah. Tujuan pada praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu dan mengetahui cara perhitungan jumlah sel dari biakan suatu bakteri.

Kata kunci: Spektrofotometri, Plate Count, Colony Forming Unit

A.  PENDAHULUAN
Mikroba merupakan organisme yang sangat kecil. Untuk mengetahui banyaknya mikroba misalnya bakteri pada suatu sample sangat tidak mungkin bila kita tidak menggunakan metode penghitungan. Dalam dunia mikrobiologi, mikroba seperti bakteri dapat diperkirakan jumlahnya dengan suatu metode penghitungan. Terdapat dua metode penghitungan bakteri yaitu metode hitungan mikroskopis langsung (direct microscopis count) dan metode hitungan tak langsung (indirect count) dengan hitungan cawan, baik dengan metode penyebaran maupun metode penuangan.
Dalam aplikasinya pengetahuan mengenai jumlah bakteri penting untuk mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel tersebut. Penghitungan bakteri secara langsung memiliki banyak kelemahan yaitu tidak dapat membedakan sel mati dan sel hidup, selain itu penghitungannya rumit karena sel bakteri sangat kecil dan berjumlah banyak. Oleh karena itu dalam praktikum ini dikaji cara menghitung jumlah sel dan biakan suatu bakteri.
B.  TINJAUAN PUSTAKA
Istilah pertumbuhan umumnya dipergunakan bakteri dan mikroorganisme yang lainnya dan biasanya lebih mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel dan bukanlah dilihat. Dari pertambahan jumlah individu mikroorganisme tersebut. Suatu proses pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah atau massa yang melebihi dari yang ada di dalam inokulum asalnya (Volk, 1993).
Dalam percobaan tentang perhitungan jumlah mikroba digunakan metode total plate count (TPC).metode ini merupakan analisis untuk menguji cemaran mikroba dengan menggunakan metode pengenceran dan metode cawan tuang. Metode cawan tuang adalah metode per plate. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber isolate yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 ml larutan garam fisiologis, larutan yang digunakan sekitar 1 ml suspense ke dalam cawan petri steril, dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur (nutrient agar), NA / media penyubur merupakan nutrisi untuk makanan mikroba (dwidjoseputro. 2005).
Prinsip metode cawan hitung (Plate Count) adalah jika sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat lansung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode perhitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk menghitung jumlah mikroba karena alasan-alasan: Hanya sel yang masih hidup yang dihitung; Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus; dan Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penampakanpertumbuhan spesifik (Ferdias, 1996).

C.  MATERI DAN METODE
Praktikum inidilakukan pada pukul 11.30 WIB di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tanggal23 Oktober 2012. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Spekrofotometer,petridish, akuades, sprayer alkohol, pipet tetes, tabung reaksi, mikropipit, bunsen, sampel air, PBS (phosphate buffer saline), Plate Count Agar (PCA) dalam tabung reaksi, sampel bakteri.
Dalam praktikum ini terdapat dua metode perhitungan, yaitu standart plate count dan Metode Turbidimetri.
Adapun prosedur kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:
A.    Standart Plate Count
1.    Diencerkan 3 tabung PCAdalam air mendidih.
2.    Dinginkan agar dalam penangas air (50oC) selama 5-10 menit.
3.    Dituangkan agar kedalam petridish dan biarkan membeku (10-15 menit).  Ditandai petrridengan nama dan tingkat pengenceran.
4.    Dibuat seri pengenceran 10-10 dari sampel bakteri. Pipet 0,1 ml cairan dari masing-masing pengenceran ke dalam petridish yang sesuai..
5.    Digunakan spreader untuk meratakan suspense diatas permukaan lempengan agar.
6.    Dibungkus petridish dengan kertas pembungkus dan mesukkan kedalam inkubator 350 C dalam posisi terbalik, inkubasi selama 24-48 jam.
7.    Dihitung koloni pada petri yang mempunyai kisaran 24-48 jam.
8.    Dihitung jumlah bakteri hidup dengan cara mengalihkan faktor pengenceran yang digunakan dengan 10 (karenavolume suspense bakteri yang dimasukkan ke dalam petri hanya 0,1 ml).
9.    Dihasil akhir pengalian merupakan jumlah bakteri yang hidup dalam satuan colony-forming unit/ml (CFU/ml).
B.    Metode Turbidimeter
1.    Dibuat larutan standar Mc Farland (lampiran).
2.    Dinyalakan alat spektrofotometer.
3.    Diukur absorbansi dari masing-masing larutan Mc Farland pada panjang gelombang 550-600.
4.    Dibuat kurve regresi dimana Y= kepadatan bakteri (sel/ml) dan X= absorbansi (gunakan kalkulator Casio).
5.    Diukur absorbansi suspensi bakteri pada panjang gelombang 550-600 nm.
6.    Dimasukkan hasil absorbansi suspensi bakteri ke dalam rumus regresi, hasilnya adalah jumlah kepadatan semua sel bakteri dalam suspensi dengan satuan sel/ml.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan
No.
Pengenceran Sampel
Volume yang Digunakan
Jumlah Koloni
CFU/ml
1
10-1
25 ml
196
0,784
2
10-2
25 ml
83
3,32
3
10-3
25 ml
221
88,4
4
10-4
25 ml
129
516
5
10-5
25 ml
87
3.480
6
10-6
25 ml
56
2.240
1ml = 100 µl
Pembahasan
Cara perhitungan diatas menggunakan perhitungan CFU/ml
CFU/ml
Pada perhitungan ini, jumlah mikroba dalam sampel ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan. Satuan yang  digunakan untuk menyatakan jumlah koloni atau bakteri adalah cfu/mL (cfu = colony forming units).
No.
Nama Sampel
Absorbansi
Tingkat Kepadatan
1
Air Laut
0,593
1.489.760.000
2
Air PDAM
0,774
1.963.980.000
3
Air sumur
1,210
3.170.136.100.000
4
Air Kolam
0,567
1.421.640.000
5
Air Tambak Udang
0,225
525.600.000
6
Air Limbah Ikan Lele
0,979
2.501.080.000
7
Air Aquarium
1,236
3.238.256.100.000

Praktikum kali ini, praktikan melakukan perhitungan jumlah bakteri dengan menggunakan metode perhitung koloni di cawan petri ( Plate count)  dan menggunakan alat spektofotometer. Kedua metode ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing dan terkadang kedua metode ini menghasilkan perhitungan yang mirip tetapi kedua metode ini memiliki perbedaan prinsip dalam perhitungannya. Pertama,saya akan menjelaskan mengenai metode Plate Count. Metode ini merupakan metode penaksiran jumlah kepadatan bakteri secara tidak langsung dan informasi yang didapatkan hanya jumlah bakteri yang hidup saja, bakteri yang mati tidak ikut dihitung. Metode ini pun didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut.
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai. Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml. koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh menggunakan pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah bakterinya
. Dalam perhitungan jumlah bakteri dengan metode ini juge memiliki syarat dalam perhitungannya. Persyaratannya sebagai berikut :
a. Satu koloni dihitung 1 koloni.
b. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni.
c. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni.
d. Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni.
e. Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidah dihitung.
f. Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni
.
Jumlah koloni yang diperoleh dengan menggunakan metode ini tidak hanya bergantung pada jumlah inokulum tetapi juga kesesuaian media dan kondisi inkubasi yang digunakan dan juga bergantung pada lama waktu inkubasi. Sel yang ditumbuhkan pada media tidak seluruhnya akan tumbuh menjadi koloni pada tingkat yang sama, dan jika waktu inkubasi yang digunakan pendek maka jumlah koloni yang diperoleh mungkin lebih rendah dari jumlah maksimum koloni yang dapat terbentuk. Sebagai catatan sangat mungkin dua atau lebih sel dapat membentuk hanya satu koloni, sehingga untuk menggambarkan hasil yang didapatkan maka viable count lebih dinyatakan sebagai jumlah colony-forming unit dibanding dinyatakan sebagai jumlah viable cell (karena koloni yang terbentuk mungkin mengandung lebih dari satu sel mikroba).
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Khopkar, 1990).
Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).
Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada besarnya nilai absorbsi suatu zat terhadap radiasi sinar elektromagnetik. Prinsip kerja spektrofotometri adalah dengan menggunakan spektrofotometer yang pada umumnya terdiri dari unsur-unsur seperti sumber cahaya, monokromator, sel, fotosel, dan detektor. Sumber radiasi spektrofotometer dapat digunakan lampu deuterium untuk radiasi di daerah sinar ultraviolet sampai 350 nm, atau lampu filamen untuk sinar tampak sampai inframerah. Sinar yang dikeluarkan sumber radiasi merupakan sinar polikromatis, sehingga harus dibuat menjadi sinar monokromatis oleh monokromator. Radiasi yang melewati monokromator diteruskan ke zat yang akan diukur dan sebagian radiasinya akan diserap oleh zat tersebut. Zat yang  akan  diukur nilai  absorbannya diletakkan pada sel dengan wadah kuvet. Sinar yang diteruskan akan mencapai fotosel dan energi sinar diubah menjadi energi listrik (Khopkar,1990).

E.    KESIMPULAN DAN SARAN
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1.     Bakteri dapat dihitung dengan dua metode, yaitu dengan Standart Plate Count dan Spektrofotometri
2.     Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada besarnya nilai absorbsi suatu zat terhadap radiasi sinar elektromagnetik.
3.     Prinsip metode cawan hitung (Plate Count) adalah jika sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat lansung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. 
4.     Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
Adapun saran setelah melakukan praktikum ini adalah:
1.      Asdos mampu mengondisikan para praktikan agar tenang
2.    Harapannya kedepan laboratorium dapat lebih memadai lagi baik dari segi alat maupun bahan.

DAFTAR PUSTAKA

Volk, dan Wheeler., 1993, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Erlangga, Jakarta.
Dwidjoseputro, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara, Jakarta.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia, Jakarta.






















LAMPIRAN











N
o.
Pengenceran Sampel
Volume yang Digunakan
Jumlah Koloni
CFU/ml
1
10-1
25 ml
196
0,784
2
10-2
25 ml
83
3,32
3
10-3
25 ml
221
88,4
4
10-4
25 ml
129
516
5
10-5
25 ml
87
3.480
6
10-6
25 ml
56
2.240

1ml = 100 µl
Rumus:
CFU/ml  
Perhitungan:
CFU/ml 
CFU/ml 
CFU/ml 
CFU/ml 
CFU/ml 
CFU/ml 



Itungan ini diperiksa lagi ya soalnya kayaknya udah nyesatin banyak orang kekeke
No.
Nama Sampel
Pengenceran
Jumlah Bakteri (CFU/ml)
1
Air Laut
10-1
TBH
10-2
TBH
10-3
TBH
2
Air PDAM
10-1
TBH
10-2
TBH
10-3
TBH
3
Air Sumur
10-1
TBH
10-2
TBH
10-3
TBH
4
Air Kolam
10-1
TBH
10-2
TBH
10-3
TBH
5
Air Tambak Udang
10-1
TBH
10-2
TBH
10-3
TBH
6
Air Limbah Ikan Lele
10-1
TBH
10-2
TBH
10-3
TBH
7
Air Aquarium
10-1
TBH
10-2
TBH
10-3
TBH
Keterangan: TBH = Tidak Bisa Dihitung