MOLLUSCA 1
(Laporan Avertebrata Air)
Oleh
Surya Edma Syaputra
1114111051
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
SOAL
:
1.
Kelas
Polyplacophora – Chiton sp.
Bagaimana
chiton merespon cahaya dan atau sentuhan ?
Bagaimana
chiton bergerak ?
Bagaimana
chiton melindungi diri dari predator dan lingkungan yang keras ?
2.
Kelas
Scaphopoda
Bagaimana
scaphopoda berorientasi terhadap
sedimen ? Tunjukkan bagian anterior dan posteriornya dengan gambar ilustrasi
(berdasarkan buku teks) lalu beri keterangan !
3.
Kelas
Bivalvia – Pinctada sp., Mytilus sp.,
Tridacna sp., Amusium sp., Pecten sp. Tuliskan berbagai variasi cangkang bivalvia
pada berbagai family yang ditemui saat praktikum. Seperti ukuran, simetri,
bentuk dan lain-lain !
4.
Kelas
Gastropoda – Haliotis sp., Pomacea sp., Conus sp., Strombus sp. Amati satu
spesies Gastropoda lalu gambar dan buat catatan tentang morfologi, alat sensor,
organ respirasi, pergerakan, kebiasaan makan dan mekanisme pertahanan dirinya !
5.
Kelas
Cephalopoda – Nautilus sp., Sepia sp., Loligo sp., Octopus sp. Buatlah tabel
yang membandingkan subkelas nautiloidea, ordo Sepioidea, ordo Teuthoidea dan
ordo Octopoda mengenai :
a.
Bentuk
tubuh
b.
Cangkang
c.
Mekanisme
pertahanan diri
d.
Reproduksi
e.
Cara
makan
f.
Pergerakan
6.
Apa
yang anda ketahui tentang “kelinci laut”, sebutkan nama ilmiahnya, termasuk
dalam kelas apakah hewan tersebut !
JAWAB
:
1. Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Amphineura
Ordo :
Polyplacophora
Famili : Chitondae
Genus : Chiton
Spesies : Chiton sp
Chiton sp. merespon cahaya dan sentuhan
dengan chiton akan menggulung dirinya untuk melindungi dirinya dari ancaman.
Melakukan penggulungan karena bagian dorsalnya terdiri dari cangkang yang keras
yang berbentuk seperti genting yang berjumlah 8. Penggulungan ini yang
melindungi chiton dari ancaman dari pemangsa karena bagian dorsalnya akan
melindungi bagian ventral yang lebih lunak. Pengulungan disebabkan karena
adanya alat indra yang berupa esthestes pada bagian epidermis yang jika terkena
sentuhan merespon ke sel saraf dan menuju ke otak kemudian di reaksikan dengan
gerak menggulung.Esthetes kompleks membentuk ocellus sebagai fotoreseptor yang
berguna sebagai rangsangan cahaya yang menyebabkan chiton menggulung pada
rangsangan cahaya. esthetes merupakan alat indra utama karena chiton tidak
mempunyai alat indara lain. Kemudian Chiton memiliki struktur yang sesuai
dengan kebiasaan melekat pada batu karang dan cangkang mirip hewan lainnya.
Apabila disentuh, akan melekat erat pada batu karang. Hewan ini merayap
perlahan-lahan pada dasar laut di batu-batuan yang lunak. Sendi-sendi yang
dimilikinya dapat dibengkokkan sehingga tubuhnya dapat dibulatkan seperti bola.
Habitat Chiton sp ini adalah di laut, di daerah pantai sampai kedalaman
sedang, dan memakan rumput laut dan mikro organisme dari batu karang (Anonim,
2011).
Kaki chiton sp terletak di permukaan
ventral tubuh dan berfungsi untuk melekat juga untuk bergerak. Gerak merayap
pada spesies ini sangat lambat karena disebabkan oleh gerakan bergelombang otot
kaki seperti gerakan yang dimiliki oleh Bekicot. Bagian yang digunakan unutk
melekat pada substrat adalah kaki dan gelang. Pada dasarnya kaki digunakan
untuk melekat namun apabila ia diganggu, maka gelang yang berperan juga untuk
melekat. Habitatnya di bawah laut. Habitat di bawah batu karang. Aktifitasnya
dengan menggunakan sebagian dilakukan pada malam hari.
Chiton melindungi diri dari predator
dengan cara membentuk cangkang. Dan cangkangnya tersusun seperti genting (
beberapa di antaranya memiliki ornamen duri-duri ), Ruang mantel dengan
permukaan dorsal, tertutup oleh 8 papan berkapur . Dengan cangkangnya tersebut
chiton dapat berlindung dari gangguan hewan lain dilingkungan tempat tinggalnya.
2. Scaphopoda merupakan kelas terkecil dari Mollusca. Hewan ini hanya hidup di laut atau di pantai yang
berlumpur. Cangkangnya tajam, berbentuk silinder, taring, belalai atau terompet
yang kedua ujungnya terbuka, karena disesuaikan dengan tempat hidupnya, yaitu
di laut dan terpendam di dalam pasir / lumpur. Warna yang paling sering adalah putih - coklat atau putih - hijau. Cangkang
ini berfungsi untuk melindungi tubuhnya yang sangat lunak. Hewan ini mempunyai
kebiasaan membenamkan diri di pasir pantai.
Scaphopods bergerak dan mencari
makanan dengan membenamkan kepala mereka kedalam sedimen. Untuk melakukan hal
ini, hewan tersebut mengeluarkan otot kakinya, kemudian memperluas otot cakram
yang mengelilingi ujung kaki. Setelah tersebar seperti jangkar scaphopod mulai
menarik mangsa. Kaki untuk menggali lubang, disekitar mulut ada beberapa
tentakel yang kontraktil dan bersilia disebut captula dengan ujung yang
menjulur.
Salah satu spesies dari Scaphopods
adalah Dentalium. Berikut adalah
klasifikasinya :
Kingdom : Animalia
Phylum
: Mollusca
Class
: Scaphopoda
Ordo
:
Family
:
Genus
: Dentalium
Species : Dentalium sp
Dentalium hidup dengan membenamkan
tubuhnya di lumpur atau pasir. Tubuh ramping dan memanjang dorsoventral yang
memudahkannya untuk membenamkan dirinya di sedimen. Tubuhnya diselubungi oleh
mantel yang menghasilkan cangkok berbentuk tubular. Cangkok terbuka ujungnya,
melengkung dan meruncing. Kakinya untuk menggali lubang sehingga ia dapat
mengubur atau membenamkan tubuhnya. Disekitar mulut ada beberapa tentakel yang
kontraktil dan bersilia disebut captula dengan ujung yang menjulur yang membuat
kaki Dentalium dapat bergerak di lumpur atau sedimen walaupun kakinya terbenam.
Dentalium memakan mikroplankton dan organisme kecil lainnya disekitar ia
tinggal. Scaphopods bergerak dan mencari makanan dengan membenamkan kepala
mereka kedalam sedimen. Untuk melakukan hal ini, hewan tersebut mengeluarkan
otot kakinya, kemudian memperluas otot cakram yang mengelilingi ujung kaki.
Setelah tersebar seperti jangkar scaphopod mulai menarik mangsa.
Berikut ini adalah bagian
anterior dan posterior dengan ilustrasi gambar
3. Pada
kelas Bivalvia, Bivalvia mempunyai dua keping cangkang yang setangkup yang diikat oleh ligamen sebagai pengikat yang kuat dan
elastis. Ligamen ini biasanya selalu terbuka, apabila diganggu, maka akan
menutup. Jadi, membuka dan menutupnya cangkang diatur oleh ligamen yang dibantu
oleh dua macam otot, yaitu pada bagian anterior dan posterior. Berfungsi
seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan
mengendurkan otot. Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan
nakreas. Pada tiram mutiara, jika di antara mantel dan cangkangnya masuk benda
asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara Tampak garis konsentris yang sejajar, garis ini disebut
sebagai garis pertumbuhan yang menunjukkan masa pertumbuhan lamban atau tidak
ada pertumbuhan. Garis ini berselang-seling dengan pita pertumbuhan yang
menunjukkan pertumbuhan cepat. Semakin banyak garis dan pita pertumbuhan, maka
makin tua umur hewan tersebut. Bagian cangkang yang paling tua biasanya paling
tebal, menonjol, letaknya pada bagian persendiaan yang disebut umbo. Pada bagian posterior cangkang
ada dua macam celah yang disebut sifon.
Celah yang berada di dekat anus dinamakan sifon, berfungsi untuk keluar
masuknya air dan zat-zat sisa. Sebaliknya sifon masuk terletak di bagian
sebelah bawah sifon keluar yang berfungsi untuk masuknya oksigen, air, dan
makanan (Anonim, 2011).
Diperkirakan terdapat
sekitar 1000 jenis yang hidup di perairan Indonesia. Mereka menetap di dasar
laut, membenam di dalam pasir, lumpur maupun menempel pada batu karang. Bivalvia melekatkan diri pada substrat dengan
menggunakan byssus yang berupa benangbenang yang sangat kuat. Cangkang bivalvia
berfungsi untuk melindungi diri dari lingkungan dan predator serta sebagai
tempat melekatnya otot. Cangkang bivalvia merupakan engsel secara dorsal dan
terbuka di sekitar katup margin ketika terbuka (Meglitsch, 1972).
Bivalvia bernafas dengan
menggunakan insang yang terdapat dalam rongga mantel dan memperoleh makanan
dengan menyaring partikel-partikel yang terdapat dalam air. Dari semua anggauta
Mollusca, bivalvia lebih dikategorikan sebagai deposit feeder ataupun
suspension feeder (Ponder, 1998).
Bivalvia tidak memiliki
rahang atau radula. Maka makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa,
diatom, dan sejenis lainnya. Berikut ini adalah contoh variasi cangkang pada Bivalvia:
a. Tiram atau Oyster -
Sebagian besar anggotanya memiliki cangkang yang tak beraturan bentuknya karena
mengikuti bentuk tempat ia bertumbuh ( umumnya batu ). Contohnya adalah tiram
mutiara (Pinctada
margarittifera / P.maxima). Ada juga yang memiliki cangkang sangat
tipis dan bening ( dalam bahasa Inggris disebut “Capiz“, biasa digunakan sebagai chandelier
yang bisa bersuara merdu jika tertiup angin ( salah satunya dari species Placuna placenta).
b. Mussel -
Jenis-jenis kerang yang memiliki serabut
perekat untuk bertaut pada bebatuan – mereka juga hidup & tumbuh
berkelompok. Contohnya adalah kerang hijau (Perna
viridis).
c. Kerang simping atau scallop -
Biasanya memiliki cangkang melebar dan
datar (flat) - mereka
bisa “berenang” dengan membuka dan mengatupkan cangkangnya. Contohnya
adalah Noble Scallop
(Pecten nobilis). Cangkang simping umumnya cukup indah untuk
digunakan sebagai ornamen atau barang kerajinan.
d. Kima atau clam - Ada yang bertubuh kecil, maupun sangat besar.
Di beberapa tempat, kima terancam kepunahan karena cangkangnya dieksploitasi
secara besar-besaran sebagai bahan baku ubin teraso ( di Indonesia ) atau untuk
diambil otot aductor-nya sebagai bahan baku aphrodisiac. Beberapa di antaranya
juga hidup di air tawar, seperti remis (Corbicula
javanica). Dalam bahasa Indonesia beberapa species yang digolongkan
sebagai “clam”
dalam bahasa Inggris, cukup dipanggil sebagai “kerang” ( sebab dalam bahasa
Indonesia, istilah “kima” mengacu pada kerang-kerang berukuran sangat besar ).
e. Cockle -
Umumnya memiliki cangkang bergerigi dan bertubuh tidak terlalu besar;
contohnya: kerang darah (Anadara granosa)
yang biasa disajikan di restoran seafood.
4.
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Family : Achatinidae
Genus : Achatina
Species : Achatina fulica
Gastropoda (dalam bahasa
latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan
perut sebagai alat gerak atau kakinya. Hewan ini memiliki ciri khas berkaki
lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat
menggunakan kakinya. Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang
dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang
berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek
berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Tubuh berlendir dan tubuhnya dapat
dimasukan dalam cangkok oleh otot columella yang membentang didalam sampai
kepuncak diujung cangkok. Variasi cangkoknya bermacam-macam, yaitu pendek,
tinggi, kerucut, gelendong, silindris, warna bermacam-macam, permukaan ada yang
rata, bergerigi (Buchsbaum, 1984).
Gastropoda akuatik bernapas
dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel
atau paru-paru. Gastropoda memakan tanaman hijau, dan cara makannya yaitu
dengan membasahi makanan dengan ludahnya. Biasanya sambil berjalan, Gastropoda
membasahi jejaknya dengan ludahnya agar makanan yang terdapat pada lintasan
jalannya bisa menempel dan ia dapat makan
setelahnya. Gastropoda selalu masuk ke dalam cangkangnya dan bersembunyi
apabila merasa terancam. Hal itu merupakan salah satu bentuk sistem pertahanan
dirinya.
5.
Karakteristik
|
Nautiloidea
|
Sepioidea
|
Teuthoidea
|
Octopoda
|
Bentuk tubuh
|
Memiliki bentuk tubuh yang pipih
|
Bertubuh pipih. Mempunyai 8 tangan dan 2 tentakel (Sherman & sherman,
1970).
|
Kepala terletak di bagaian ventral
serta memiliki dua mata yang besar dan tidak berkelopak. Mempunyai 8 tangan dan 2 tentakel.
|
Mempunyai 8
tangan, tubuhnya sangat fleksibel, Selubung bagian perut tubuh gurita disebut mantel yang terbuat dari otot
dan terlihat seperti kantung.
|
Cangkang
|
Cangkang
terdapat di luar terbuat dari kapur, spiral dan berseptum. Cangkang nautilus terdiri atas dua lapisan, yaitu
lapisan terluar dan lapisan mutiara di bagian dalam.
|
Cangkang di
dalam tubuh terbuat dari kapur. Tebal dan besar.
|
Cangkang hanya terdiri atas sisa proostracum yang
ringan transparan dari zat tunduk=pen.
|
tidak memiliki
cangkang
|
Mekanisme pertahanan diri
|
Untuk menghindari predator pada
siang hari, nautilus memiliki sebuah lingers sepanjang lereng terumbu dalam,
sehingga dapat masuk sedalam 2.000
kaki.
|
mempunyai
kantong tinta yang menghasilkan cairan tinta hitam yang akan disemburkan
dalam keadaan bahaya
|
Bila merasa terancam mereka akan
berenang mundur dengan cepat atau menyemburkan tinta berwarna hitam
kecoklat-coklatan dari kantung tinta.
|
|
Reproduksi
|
Memiliki sistem reproduksi seksual
atau kawin.
|
Bereproduksi dengan cara kawin.
|
Berkembang biak
secara kawin. Alat kelaminnya terpisah (diocieus), masing-masing alat kelamin
terdapat di dekat ujung rongga mantel denag saluran yang terbuka kea rah
corong sifon. Hewan
ini umumnya memijah satu kali dan biasanya mati setelah melakukan reproduksi.
|
Bereproduksi dengan meletakkan kantong spermatofora ke dalam rongga mantel betina menggunakan lengan
istimewa yang disebut hectocotylus.
|
Cara makan
|
Memiliki trailing tentakel dalam
mencari makanan.
|
Memiliki tentakel-tentakel yang
digunakan untuk menangkap mangsa.
|
Berburu mangsa yang berupa ikan-ikan
kecil dan crustacea pada malam hari (Russel- Hunter, 1979).
|
Menangkap mangsa dengan alat penghisap berupa bulatan-bulatan cekung
pada lengan.
|
Pergerakan
|
Nautilus berenang sampai dekat permukaan air pada
malam hari, beristirahat didasar laut saat siang hari.
|
Octopus dapat berenang dengan semprotan air, namun
lebih banyak merayap diatas batu. Beberapa Octopus pelagis yang tidak
menggunakan semprotan air untuk berenang, tapi dengan tangan-tan gan yang
dihubungkan semacam selaput seperti payung dan berenang seperti ubur-ubur.
|
6. Kelinci
laut adalah sebutan untuk hewan yang memiliki kepala bertentakel, yang sangat
sensitif terhadap sentuhan, rasa, dan bau. Seperti siput darat, ia
memiliki rhinophora berbentuk seperti pentungan dan berperan
untuk mendeteksi bau. Bentuk dewasanya tidak memiliki cangkang atau operculum.
Semua
anggotanya hermaprodit,
tetapi jarang melakukan pembuahan sendiri.
Nudibranchia adalah
kelompok siput air terbesar
dari ordo Opisthobranchia.
Anggotanya lebih dari 3.000 spesies. Nudibranchia karnivora, Beberapa
memangsa spons, yang lain Hydroida atau Bryozoa. Dan beberapa lainnya kanibal, memakan
siput air lainnya, dan pada situasi tertentu, bahkan anggota spesies mereka
sendiri. Bentuk tubuh bervariasi. Ukuran berkisar antara 40 hingga 600 mm. Kebanyakan
Nudibranchia memiliki rumbai insang di bagian posterior tubuhnya, sementara
yang lain memiliki tonjolan-tonjolan tentakel yang disebut dengan serata. Pada
bagian anterior terdapat organ mirip antena yang disebut dengan rhinopore yang
sensitif terhadap sentuhan, bau dan rasa.
Mereka terdapat di seluruh dunia pada semua kedalaman,
tetapi mereka mencapai ukuran terbesar dan bervariasi pada perairan hangat dan
dangkal.
Di antara mereka, dapat ditemukan makhluk paling
berwarna-warni di bumi. Karena siput air, karena evolusi, telah kehilangan
cangkang mereka, mereka perlu mencari cara melindungi diri: yaitu kamuflase, melalui
warna yang membuat mereka tidak kelihatan atau menakuti predator karena mereka
rasanya tidak enak atau beracun.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Bivalvia diakses pada hari Rabu, tanggal 7
November 2012.
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/12/phylum-mollusca/ diakses pada 7 November 2012, pukul
21.55 WIB.
http://lizahbiologi.wordpress.com/page/2/ diakses pada 7 November 2012, pukul
20.26 WIB.
http://niecham.wordpress.com/ diakses pada 7 November 2012, pukul
18.30 WIB.
Meglitsch, P.A. 1972. Invertebrata
Zoology. Oxford University Press. London
Ponder, W.F. 1998. Clasification of
Mollusca in Beesley, P.L., G.J.B. Ross & A. Wells. (eds). Mollusca: The
Southern Syntetsis, Fauna of Australia. Vol.5. CSIRO. Publising. Melbourn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar